HAKIKAT MANUSIA DAN PENDIDIKAN
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas :
Mata
Kuliah : ILMU PENDIDIKAN
Dosen Pengampu : M. Hasani, M. Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Subur Mukti Wibowo
Tarbiyah PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
TAHUN 2013
PENDAHULUAN
Ilmu pendidikan
dibentuk oleh sejumlah cabang ilmu yang terkait satu dengan yang lain membentuk
satu kesatuan. Masing-masing cabang ilmu pendidikan dibentuk oleh sebuah teori.
Pendidikan merupakan pilar utama kemajuan sebuah bangsa. Oleh
karena itu, pendidikan sangat penting untuk memajukan sebuah bangsa. Sebagai
usaha untuk meningkatkan mutu lulusan pendidikan maka setiap pendidik harus
mengetahui tentang pendidikan khususnya hakikat manusia dan pendidikan. Untuk
mencapai tujuan pendidikan tersebut maka seorang pendidik harus mengetahui
tentang ilmu pendidikan.
Hampir semua orang
dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan. Sebab pendidikan tidak pernah
terpisah dengan manusia. Pada akhir pembahasan ini diharapkan tercapai
deskripsi tentang hakikat manusia dan pendidikan.
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Manusia Dan Pendidikan
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan
potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan
untuk menjadi manusia.
Tugas mendidik hanya mungkin dilakukan dengan benar dan tepat tujuan, jika pendidik memiliki gambaran yang jelas
tentang siapa manusia itu sebenarnya. Pemahaman pendidik terhadap sikap hakikat
manusia akan membentuk peta tentang karateristik manusia. Peta ini akan menjadi
landasan serta memberi acuan bagi pendidik dalam bersikap, menyusun strategi,
metode, dan teknik, serta memilih pendekatan dan orientasi dalam merancang dan
melaksanakan komunikasi didalam interaksi edukatif.
Gambaran yang benar dan jelas tentang manusia itu perlu dimiliki
oleh pendidik adalah karena adanya pengembangan sains dan teknologi yang pesat.
Oleh karena itu, adalah sangat strategis jika pembahasan tentang hakikat
manusia ditempatkan pada bagian pertama dari seluruh pengkajian tentang
pendidikan.[1]
1.
Pengertian
Hakikat Manusia
Hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karateristik, yang
secara prinsipiil (jadi bukan hanya gradual) membedakan manusia dari hewan. Adanya
sifat hakikat tersebut memberikan tempat kedudukan pada manusia sedemikian rupa
sehingga derajatnya lebih tinggi daripada hewan. Wujud sifat hakikat manusia
dengan maksud menjadi masukan dalam membanahi konsep pendidikan, yaitu:
a)
Kemampuan
menyadari diri
b)
Kemampuan
bereksistensi
c)
Pemilikan
kata hati
d)
Moral
e)
Kemampuan
bertanggung jawab
f)
Rasa
kebebasan
g)
Kesediaan
melaksanakan kewajiban dan menyadari hak
h)
Kemampuan
menghayati kebahagiaan[2]
2.
Pengertian
Hakikat Pendidikan
Pendidikan pada hakikatnya akan mencakup kegiatan mendidik,
mengajar, dan melatih. Kegiatan tersebut kita laksanakan sebagai suatu usaha
untuk mentransformasikan nilai-nilai. Maka dalam pelaksanaanya, kegiatan tadi
harus berjalan secara serempak dan terpadu, berkelanjutan, serta serasi dengan
perkembangan anak didik serta lingkungan hidupnya dan berlangsung seumur hidup.[3]
Pekerjaan mendidik mencakup banyak hal, yaitu segala sesuatu yang berkaitan
dengan perkembangan manusia. Mulai dari perkembangan fisik, kesehatan,
keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai pada perkembangan iman,
semuanya ditangani oleh pendidik. Berarti pendidikan bermaksud membuat manusia
lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya dari kehidupan alamiyah
menjadi berbudaya. Memdidik adalah membudayakan manusia.[4]
Berbagai pendekatan mengenai hakikat pendidikan telah melahirkan
berbagai teori mengenai apakah sebenarnya pendidikan itu. [5]
B.
Hubungan Hakikat Manusia Dan Pendidikan
1.
Asas-Asas
keharusan atau perlunya pendidikan bagi manusia
Asas keharusan pendidikan ada 3 asas yaitu: Pertama, manusia sebagai
makhluk yang belum selesai, artinya manusia harus merencanakan, berbuat, dan
menjadi. Dengan demikian setiap saat manusia dapat menjadi lebih atau kurang
dari keadaanya. Contoh manusia belum selesai: manusia lahir dalam keadaaan
tidak berdaya sehingga memerlukan bantuan orang tuanya atau orang lain dan
selain itu manusia harus mengejar masa depan untuk mencapai tujuannya. Kedua,
tugas dan tujuan manusia adalah menjadi manusia, yaitu aspek potensi untuk
menjadi apa dan siapa, merupakan tugas yang harus diwujudkan oleh setiap orang.
Ketiga, perkembangan manusia bersifat terbuka, yaitu manusia mungkin
berkembang sesuai dengan kodratnya dan martabat kemanusiaanya, sebaliknya
mungkin pula berkembang kearah yang kurang sesuai. Contoh: manusia memiliki
kesempatan memperoleh kepandaian, sehat jasmani rohani, tata krama yang baik,
tujuan hidupnya.
2.
Asas-asas
Kemungkinan Pendidikan
Ada lima asas antropologi yang mendasari kesimpulan bahwa manusia mungkin
dididik atau dapat dididik. Pertama azas Potensial, yaitu manusia akan
dapat didik karena memiliki potensi untuk dapat menjadi manusia. Kedua
azas Dinamika, yaitu manusia selalu menginginkan dan mengejar segala yang lebih
dari apa yang telah dicapainya. Ketiga Azas Individualitas, yaitu
manusia sebagai mahluk individu tidak akan pasif, melainkan bebas dan aktif
berupaya untuk mewujudkan dirinya. Keempat Azas Sosialitas, yaitu
manusia butuh bergaul dengan orang lain. Kelima yaitu azas Moralitas,
yaitu manusia memiliki kemampuan untuk membedakan yang baik dan tidak .[6]
C.
Konsep Dasar Pendidikan
Ada beberapa konsepsi dasar pendidikan yang akan dilaksanakan
yaitu:
1.
Bahwa
pendidikan berlangsung seumur hidup.
2.
Bahwa
bertanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat dan pemerintah.
3.
Pendidikan
merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki
kemampuan dan kepribadian yang berkembang.[7]
D.
Sifat-sifat Ilmu Pendidikan
1.
Ilmu
Pendidikan Bersifat Deskriptif-Normatif
Ilmu pendidikan itu selalu berhubungan dengan soal siapakah
“manusia” itu. Pembahasan tentang siapakah manusia biasanya termasuk dalam
bidang filsafat, yaitu bersifat antropologi. Pandangan filsafat tentang manusia
sangat besar pengaruhnya terhadap konsep serta praktik-praktik pendidikan.
Karena pandangan filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung
tinggi oleh seorang pendidik atau suatu bangsa yang melaksanakan pendidikan.
Nilai yang dijunjung tinggi itu dijadikan norma untuk menentukan
ciri-ciri manusia yang ingi dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai-nilai ini
tidak diperoleh hanya dari paktik dan pengalaman mendidik, tetapi secara
normatif bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat, dan pandangan hidup,
bahkan juga dari keyakinan keagamaan yang dianut oleh seseorang.
2.
Ilmu
Pendidikan Bersifat Teoritis dan Praktis-Pragmatis
Pada umumnya ilmu mendidik tidak hanya mencari pengetahuan
deskriptif tentang objek pendidikan, melainkan ingin juga mengetahui bagaimana
cara sebaiknya untuk berfaedahterhadap objek didiknya. [8]
E.
Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan
ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia yaitu:
1.
Hubungan
dengan Tuhan Ialah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Pembentukan
pribadi mencakup budi pekerti yang luhur, berkepribadian, mandiri, maju,
tanggug, cerdas, dan kreatif.
3.
Bidang
usaha mencakup keterampilan, berdisiplin, beretos kerja, profesional,
bertanggung jawab, dan produktif.
4.
Kesehatan
yang mencakup kesehatan jasmani dan rohani.
Keempat kelompok ini sudah mencakup
keseluruhan perkembangan dan pertumbuhan yang harus dilakukan oleh setiap
manusia. Setiap orang normal membutuhkan pembentukan diri, baik dari segi
kepribadian, kesehatan, maupun kemampuan mempertahankan hidup dan tanggung
jawabnya kepada Tuhan Ynag Maha Esa sebagai pencipta. Pendidikan mengemban
tugas untuk menghasilkan generasi yang baik, manusia-manusia yang lebih
berbudaya, manusia yang memiliki kepribadian yang baik.[9]
PENUTUP
Kesimpulan
Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud
membantu peserta didik untuk menumbuh
kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan merupakan benih
kemungkinan untuk menjadi manusia
Pendidikan pada
hakikatnya akan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, danmelatih. Kegiatan
tersebut kita laksanakan sebagai suatu usaha untuk mentransformasikan
nilai-nilai. Maka dalam pelaksanaanya, kegiatan tadi harus berjalan secara serempak
dan terpadu, berkelanjutan, serta serasi dengan perkembangan anak didik serta
lingkungan hidupnyadan berlangsung seumur hidup
DAFTAR PUSTAKA
Umar Tirta Raharja, Lasulo. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Pidarta, Made. 1997. Landasan Pendidikan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Tilaar. A. R. 2002. Pendidikan, Kebudayaan, Dan Masyarakat
Madani Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munib, Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang:
UNNES Press.
[1] Dr. Umar
Tirtaraharja dan Drs. La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta), h. 1.
[2] Ibid.,
h. 4.
[3] Achmad
Munib, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Semarang: UNNES Press, 2009), h. 29.
[4] Prof.
Dr. Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta), h.
2.
[5] Prof.
Dr. Tilaar, Pendidikan, kebudayaan, dan Masyarakat Madani di Indonesia, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya)
[6]http://jembersantri.blogspot.com/2012/10/hakikat-manusia-dan-pendidikan.html#ixzz2Kk2jYIw0,
(diakses tanggal 13 februari
2013).
[7]
Achmad Munib, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Semarang: UNNES Press, 2009),
h. 30.
[8] Achmad
Munib, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Semarang: UNNES Press, 2009), h.
34-37.
[9] Prof.
Dr. Made Pidarta, Landasan Kependidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta), h.
12.